var _gaq = _gaq || []; _gaq.push(['_setAccount', 'UA-5966951-12']); _gaq.push(['_trackPageview']); (function() { var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true; ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://ssl' : 'http://www') + '.google-analytics.com/ga.js'; var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s); })();



HOME

Selamat Datang

Sabtu, 28 November 2009
Presiden SBY akan Resmikan Awal Pembangunan Palapa Ring dan Desa Berdering

(Jakarta, 28 November 2009). Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 30 November 2009 menurut rencana akan meresmikan awal dimulainya pembangunan fisik program penggelaran fiber optik yang akan menghubungkan Mataram hingga Kupang. Pembangunan Palapa Ring untuk sektor selatan Indonesia Bagian Timur ini sepenuhnya dibiayai oleh PT Telkom, sehingga penyelenggara telekomunikasi ini diharapkan akan membangun segmen fiber optic darat (inland cable) maupun bawah laut (submarine cable) sektor ini yang direncanakan akan dapat diselesaikan pada akhir bulan November 2010 (yang dilewati adalah Mataram – Kawinda Nae = 292,3 km; Kawinda Nae – Raba = 142,5 km; Raba – Waingapu = 307,5 km; Waingapu – Ende = 210,1 km; dan Ende – Kupang = 285,4 km).

Peresmian ini akan berlangsung di Istana Negara, yang dengan fasilitas video conference akan menghubungkan Presiden RI dengan Menteri Kominfo Tifatul Sembiring dan Gubernur NTB Muhammad Zainul Madjdi. Peresmian akan diawali dengan laporan pengantar dari Gubernur NTB, Menteri Kominfo dan Direktur Utama PT Telkom Rinaldi Firmansyah ini serta kemudian dilanjutkan sambutan dan peresmian oleh Presiden RI. Di Istana Negara diharapkan acara ini dihadiri oleh sejumlah Menteri, pimpinan Komisi 1 DPR-RI, para pejabat terkait dari berbagai instansi pemerintah, Komisaris dan Direksi PT Telkom dan PT Telkomsel, para anggota Konsorsium Palapa Ring (PT Telkom, PT Indosat dan PT Bakrie Telcom), beberapa pejabat Departemen Kominfo dan sejumlah wartawan dari berbagai media massa. Pada saat yang bersamaan, Presiden RI juga akan meresmikan mulai beroperasinya program telefon berdering (yang lebih dikenal dengan program USO). Program ini merupakan salah satu wujud komitmen pemerintah untuk segera memperkecil kesenjangan informasi (digital divide), sehingga nantinya diharapkan dalam waktu dekat ini sekitar 25.000 desa di seluruh Indonesia pada akhir Januari 2009 atau sebanyak 31.824 desa pada akhir tahun 2010.

Momentum peresmian Palapa Ring dan mulai beroperasinya telefon berdering ini demikian strategisnya, karena kedua program tersebut termasuk target utama capaian program 100 hari Menteri Kominfo, dalam hal mana Menteri Kominfo memang sengaja memilih beberapa capaian program 100 hari yang memiliki nilai strategis, konkret, realistis dan konstruktif bagi kepentingan terwujudnya komunikasi yang lancar dan informasi yang benar untuk menjangkau seluruh pelosok Indonesia dan bahkan terkoneksi secara global. Selain dua program strategis tersebut, terdapat pula sejumlah proyek pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang telah selesai pembangunannya. Beberapa proyek pembangunan yang pendanaannya oleh PT Telkom tersebut adalah sebagai berikut:

No. Nama Proyek Nilai Proyek (US $) Kapasitas Terpasang Panjang / Lokasi Jadwal Penyelesaian
1. Backbone fiber optic Sulawesi – Kalimantan:
  1. Makassar – Pare Pare – Palopo – Palu.
  2. Palu – Gorontalo – Manado.
  3. Banjarmasin – Balikpapan – Samarinda – Sengata
34 Juta 20 Gbps 5.445 km 19 Januari 2008 s/d. 27 Agustus 2009
2. Backbone fiber optic Sumatera (Padang – Bengkulu) 4,3 Juta 20 Gbps 914 km 18 Januari 2008 – 4 April 2009
3. Jaringan Transport IP


- IP Core 8 Juta 140 Gbps 14 lokasi 4 Januari 2008 s/d. 1 Agustus 2009

- Metro E 45 Juta 2,5 Gbps 912 lokasi 1 Januari 2008 s/d. 10 November 2009

- Soft Switch 15,8 Juta 580.000 SSL 12 lokasi 5 Desember 2008 s/d. 1 Desember 2009
4. Backbone fiber optic BSCS (Batam Singapore Cable System). 22 Juta 40 Gbps 62 km 3 Maret 2008 s/d. 1 Juni 2009
5. Kapasitas 40 Gbps milik PT Telkom di Konsorsium AAG (Asia-America Gateway) 40 Juta 40 Gbps 10.000 km 27 April 2007 s/d. 26 Oktober 2009

Sebagai catatan: untuk Palapa Ring dibutuhkan dana sebesar 52 juta US$ dengan kapasitas terpasang sebesar 40 Gbps dan panjangnya 1.041 km laut.

Acara ini merupakan suatu momentum bersejarah dalam penyelenggaraan telekomunikasi Indonesia, dimana impian masyarakat Indonesia yang bertempat-tinggal di kawasan Indonesia Bagian Timur dalam waktu dekat ini diharapkan dapat segera lebih baik dalam menikmati berbagai layanan telekomunikasi dengan kecepatan kecepatan tinggi dan memperoleh akses telekomunikasi secara lengkap yang ditandai dengan dimulainya program pembangunan Palapa Ring. Penamaan Palapa dalam program pembangunan infrastruktur telekomunikasi ini adalah sebagai salah satu wujud apreasiasi konkret pemerintah bersama terhadap momentum sejarah atas komitmen politik Sumpah Palapa oleh Maha Patih Gajah Mada yang pernah diucapkan beberapa abad yang lalu bagi cita-cita kesatuan dan persatuan Nusantara pada saat itu. Apresiasi konkret ini berusaha diwujudkan bersama beberapa peyelenggara telekomunikasi tertentu yang tergabung dalam Konsorsium Palapa Ring, agar supaya antar daerah di Indonesia Bagian Timur yang terpisah jarak ribuan kilometer bisa saling terhubung melalui jaringan backbone serat optik pita lebar kecepatan tinggi.

Palapa Ring ini merupakan suatu program pembangunan jaringan serat optik nasional, yang akan menjangkau 33 ibukota propinsi dan 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Jaringan ini akan menjadi tumpuan semua penyelenggara telekomunikasi dan pengguna jasa telekomunikasi yang membutuhkan transfer data dalam kecepatan tinggi / pita lebar. Jaringan ini akan terintegrasi dengan jaringan yang telah ada milik penyelenggara jaringan telekomunikasi di Indonesia Bagian Barat. Program Palapa Ring ini juga merupakan salah satu dari 7 flagship program yang telah ditetapkan oleh Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas) yang dibentuk dan diketuai oleh Presiden RI melalui Surat Keputusan Presiden RI No 20 Tahun 2006.

Sebagai informasi, Palapa Ring ini diawali melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman Konsorsium Palapa Ring tanggal 25 Mei 2007 di Jakarta dan dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Konsorsium pada tanggal 10 November 2007 di Surabaya. Para anggota Konsorsium Palapa Ring ini pada awalnya terdiri dari 7 perusahaan, umumnya adalah penyelenggara telekomunikasi, dan kini dalam postur yang lebih efisien dan efektif tinggal 3 penyelenggara telekomunikasi, yaitu PT Telkom, PT Indosat dan PT Bakrie Telecom. Satu lagi 1 penyelenggara telekomunikasi yang tergabung dalam konsorsium, namun untuk sementara off terlebih dahulu dan akan bergabung kembali setelah konsolidasi internal perusahaan memungkinkan, yaitu PT Excelcomindo Pratama. Sedangkan untuk sektor utara Indonesia Bagian Timur akan dibangun oleh Konsorsium Palapa Ring dengan membangun segmen segmen fiber optic darat (inland cable) maupun bawah laut (submarine cable) pada awal tahun 2011 dari Manado, Ternate, Sorong, Ambon, Kendari hingga Makassar (yang dilewati adalah Manado – Bitung = 58 km ; Bitung – Ternate = 303,3 km; Ternate – Sorong = 658,5 km; Sorong – Ambon = 722,8 km; Ambon – Kendari = 778,5 km; dan Kendari – Kolaka = 192 km, Kolaka – Watampone = 156,3 km, Watampone – Bulukumba = 157 km dan Bulukumba – Makassar = 194 km. (sumber: Depkoinfo)

Label: ,

Kamis, 19 November 2009
CSL dan SingTel akan memulai trial teknologi LTE

LTE stole the limelight on the opening day of the Mobile Asia Congress in Hong Kong today, with CSL and SingTel announcing trials of the next-gen wireless technology.

Hong Kong-based CSL looks set to claim the prize of Asia’s first commercial trial. CEO Tarek Robbiati said that the operator would begin an LTE trial “shortly” in Kowloon Bay.
Robbiati said the Telstra-owned operator was ready for LTE, thanks to its all-IP HSPA+ upgrade earlier this year, but would not say when it planned to launch service, “because we like to surprise our competitors.”
CSL will also open an LTE technology center in Kowloon Bay next week, Robbiati said.
SingTel announced a plan to conduct regional field trials of LTE technology across Australia, Indonesia, the Philippines and Singapore slated to start in the first half of 2010.
The trials, the first in these territories, will be held in collaboration with local affiliates Optus, Globe Telecom and Telkomsel.
Six vendors – Alcatel-Lucent, Ericsson, Huawei, NEC, Nokia Siemens and ZTE –have been invited to take part, although SingTel did not specify which suppliers would work in which markets.

The trials are scheduled to take place over metropolitan areas over the next six to nine months.

“The trials will also lay the groundwork to establish a regionally compatible LTE network to facilitate growth in the mobile broadband business for the SingTel Group,” the company said in a statement.
An Optus spokesperson said it was yet to be decided when or if a formal tender process would be scheduled.
Under the trials, LTE base stations and core network equipment will be installed for detailed field tests that will evaluate the technology which promises a peak speed of 340 Mbps.
“With our footprint of regional associates serving 273 million customers in eight markets, we are in an excellent position to drive the adoption of LTE technology in the region and beyond,” said SingTel’s International Group CEO Lim Chuan Poh.
In a new report, IDC says it expects a select group of 3G operators – most likely DoCoMo, KDDI, eMobile, CSL, the PCCW/HGC joint venture, Telecom New Zealand and China Mobile Hong Kong – to pioneer investment in LTE networks.
“The current propaganda of LTE infrastructure is being concentrated on developed APEJ [Asia-Pac excluding Japan] markets, where converged handsets with HSPA and Wi-Fi are becoming the new dominant end-user mobile device, but this attention is not addressing another huge opportunity in APEJ, which is the pent-up demand of under-served broadband households,” said IDC’s Asia/Pacific telecommunications research director Bill Rojas said.
IDC estimates that in markets such as the Philippines, the realistic addressable market for LTE could be as high or even higher than one-third of all households.
Source:

Label: ,

Baru 2 Pemenang Tender BWA yang bayar, lainnya nunggak
JAKARTA: Sebanyak enam dari total delapan perusahaan pemenang tender broadband wireless access (BWA/WiMax) yang berlangsung beberapa waktu lalu mangkir dari kewajiban pembayaran biaya hak penyelenggaraan (BHP) tahun pertama dan up front fee.

Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Depkominfo, menjelaskan hingga batas waktu terakhir pembayaran (Selasa sore), hanya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan PT Indosat Mega Media (IM2) yang telah melaksanakan kewajibannya.

"Penutupan sudah dilakukan sore ini, hingga menit terakhir hanya Telkom dan IM2 yang sudah membayar. Sisanya, hanya satu perusahaan yang menyampaikan surat resmi berisi alasan tidak melakukan pembayaran tepat waktu," ujarnya kepada Bisnis kemarin.

Dia menjelaskan pihaknya selaku regulator akan mengirimkan surat resmi hari ini (Rabu) kepada setiap pemenang tender yang intinya memberikan tambahan batas waktu pembayaran hingga Jumat pekan ini.

Regulator dipastikan hanya memberikan toleransi hingga Jumat pekan ini bagi para pemenang yang belum membayar kewajibannya. Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi karena mereka sudah berkomitmen dan mengetahui hal ini sejak awal.

Gatot menjelaskan ada satu perusahaan yang memenangkan tender satu paket di peringkat kedua di sebuah zona yang menyampaikan surat kepada pemerintah berisi alasan keterlambatan pembayaran karena perangkatnya belum siap.

"Kami pasti akan menanggapi surat ini, tetapi perlu dicatat, sejak sebelum tender dimulai mereka sudah menandatangani dan menyepakati beberapa komitmen sehingga seharusnya menyadari segala konsekuensinya," ujarnya.

Cabut izin prinsip

Regulator akan bersikap tegas dengan mencabut izin prinsip yang telah diberikan sebelumnya kepada para pemenang yang belum membayar kewajibannya hingga batas waktu terakhir, Jumat pekan ini.


"Penetapan pemenang pasti dibatalkan dan izin prinsip yang sudah diberikan akan dicabut kembali. Langkah selanjutnya sedang kami bicarakan internal, salah satunya menenderkan ulang sisa zona dan paket selain yang telah dimenangkan oleh Telkom dan IM2," ujarnya.

Terdapat delapan pemenang tender BWA, yaitu PT Telkom, PT Indosat Mega Media, PT Internux, PT First Media, PT Jasnita Telekomindo, PT Berca Hardayaperkasa, Konsorsium Wimax Indonesia, serta Konsorsium PT Comtronics Systems dan PT Adiwarta Perdania.

Dirut Indosat M2 Indar Atmanto mengungkapkan pihaknya sudah membayar kewajiban sesuai dengan ketentuan pemerintah.

Teddy A. Purwadi, Direktur PT Wireless Telecom Universal (sebelumnya Konsorsium WiMax Indonesia), mengungkapkan pihaknya telat membayar BHP dan up front fee WiMax karena masih mengurus proses perizinan badan hukum perusahaan baru ke Departemen Hukum dan HAM.

"Beda lah, izin mereka [Telkom dan Indosat] melekat ke badan hukum. Telat bayar tanpa alasan pun tidak bisa langsung dicabut, tetapi terkena denda 2% per bulan," tegasnya. (Arif Pitoyo) (fita.indah@bisnis.co.id)

Label:

Kamis, 05 November 2009
Skandal Insider Trading di Perusahaan-perusahaan Besar Teknologi Informasi AS
Insider Trading terjadi dimana-mana di Dunia ini. Kalau di Indonesia saat ini sedang terjadi Insider Trading dalam bidang Hukum, dimana dampaknya akan sangat intensif dan semoga bangsa ini dapat mengambil hikmahnya untuk perbaikan bagi masa depannya.

Di Amerika Serikat saat ini juga sedang terjadi proses untuk menghukum para Eksekutif Puncak perusahaan-perusahaan besar di bidang Teknologi Informasi, yaitu Robert Moffat dari IBM, Hector Ruiz mantan CEO AMD, Rajiv Goel dari INTEL, Danielle Chiesi manajer hedge fund New Castle Funds, Anil Kumar Direktur McKinsey &Co, Raj Rajaratnam founder hedge fund Galleon Management dan Mark Kurlan senior managing director New Castle.

Para petinggi perusahaan-perusahaan itu melakukan insider trading dengan membocorkan informasi rahasia perusahaan masing-masing untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan saham publik di perusahaan tersebut sebesar US$25 juta. Berikut ini adalah rincian beritanya:

---------------- 9 ----------------

The fallout from the $25 million insider trading scandal that included the arrests of executives from IBM and Intel is continuing.

Robert Moffat, the former head of IBM’s $20 billion hardware business who had been placed on leave after being charged with giving confidential information regarding IBM, Advanced Micro Devices and Sun Microsystems to a hedge fund manager, is no longer with the company after reportedly retiring.

That news was followed by the announcement Nov. 2 that former AMD Hector Ruiz is no longer chairman of Globalfoundries, the chip manufacturing company created in a joint venture between AMD and ATIC (Advanced Technology Investment) of Abu Dhabi. Investigators have not named Ruiz in connection with the case, but published reports say he is the unnamed "AMD executive" talked about in court documents.

In addition, Intel has hired San Francisco law firm Orrick, Herrington and Sutcliff to conduct an internal investigation. Rajiv Goel, an executive with Intel’s treasury group, is charged with giving nonpublic information regarding Intel’s finances and Clearwire—a wireless company in which Intel had invested—to hedge fund Galleon Management. Goel was placed on administrative leave after he and five others were charged Oct. 16 in connection with the insider trading scheme.


Intel executives have said they had no knowledge of the federal government's investigation until the charges were filed in October, and promised cooperation with prosecutors. They also had promised their own internal investigation, which will be led by Orrick, Herrington and Sutcliff.

Moffat, the former senior vice president and group executive of IBM’s Systems and Technology Group, at one time was considered by industry observers as a possible replacement for current CEO Sam Palmisano. The 31-year IBM veteran allegedly gave Danielle Chiesi, a portfolio manager at hedge fund New Castle Funds, information concerning IBM finances and AMD’s deal with ATIC. In addition, he is charged with giving Chiesi, whom investigators with the Securities and Exchange Commission and the FBI said was a personal friend of Moffat, information concerning IBM’s interest in buying Sun and Sun finances.

Moffat will be replaced by Rod Adkins, who was appointed on an interim basis Oct. 19 after the charges were first leveled against Moffat. Adkins, who has been with IBM for almost 30 years, has worked in such areas as IBM’s systems development, desktops and Unix-based servers.

In court documents filed in connection with the case, Department of Justice prosecutors refer to an unnamed AMD executive who also allegedly gave Chiesi information regarding the AMD-ATIC deal. In a story based on unnamed sources, the Wall Street Journal reported last month that the unnamed AMD executive was Hector Ruiz, the former CEO of AMD.

In a brief statement Nov. 2, Globalfoundries said Ruiz is taking a “voluntary leave of absence” as chairman of the company and will resign from the company in January 2010. Ruiz had submitted his resignation in September, with the effective date being Jan. 4, according to the company.

There was no mention of the insider trading scandal in the Globalfoundries statement.

Ruiz will be replaced on an interim basis by Alan “Lanny” Ross, a current board member and former president and CEO of Broadcom.

Along with Moffat, Goel and Chiesi, others charged in the case are Anil Kumar, a director at McKinsey & Co.; Raj Rajaratnam, founder and managing partner of hedge fund Galleon Management; and Mark Kurland, a senior managing director and general partner at New Castle.

In addition, Galleon and New Castle also were named in the case.

Label:

Rabu, 04 November 2009
Kanal TV Anak-anak JimJam tersedia di AORA TV
London - Global pre-school channel JimJam, a joint venture between HIT Entertainment and Chello Zone, marks its first launch in Indonesia on DTH platform, AORA.

“This deal with AORA is a major development for JimJam and it is the next step in our Asian expansion,” says Maria Kassova, regional director at Chello Zone Asia-Pacific. “It’s great news that children in Indonesia will now get the opportunity to be entertained by the channel’s fantastic line-up of hugely popular pre-school characters and shows.”

Since its launch in August 2008, AORA became the first Indonesian operator to offer 24/7 coverage of the Beijing Olympics 2008, and acquired the rights to Barclays Premier League 2008/2009.

"We are proud to be the first Indonesian pay-TV platform to introduce the JimJam channel, where parents can be rest assured that their children can safely learn while having fun," says Ongki Soemarno, President Director of AORA.

This new deal for JimJam follows the recently announced transmission of a bespoke channel on Air New Zealand. Since its launch in 2006, JimJam has expanded into more than 50 territories, including Poland, Russia, Hungary, Switzerland, Czech Republic, the Netherlands, Portugal, Greece, the Middle East and Singapore. It is available in ten languages and has a strong online presence with 11 localised websites.

Label:

Bagaimanakah nasib Lelang Satelit Protostar-II?
Dengan telah dikonfirmasikannya pembelian Satelit Potostar-I di orbit 98.5 BT yang di-file di ITU oleh Administrator Telekomunikasi RRC seharga US$210 juta, maka lelang satelit milik perusahaan berbasis di Bermuda yang bangkrut, ProtoStar Ltd, hanya tersisa satu lagi Satelit Protostar-II yang orbit-nya pada 107.7 BT di-file di ITU atas nama Pemerintah Indonesia.

Satelit Protostar-II memiliki transponder di S-band (2,5 GHz) untuk siaran TV Satelit langsung ke Rumah (DTH) yang mencakup wilayah Asia, termasuk wilayah Indonesia, serta transponder pada pita fekwensi Ku (11/14 GHz) yang mencakup wilayah Eropa dan Asia.

Permasalahan utama kurang lakunya satelit Protostar-II ini adalah karena cakupan pancaran transpondernya di pita Ku (11/14GHz) ke wilayah Eropa mengganggu cakupan dan pita yang sama milik satelit lainnya. Oleh karena itu pembeli satelit itu kemungkinan harus menggeser cakupan pita Ku atau menggeser orbit satelit itu keluar dari orbit awal di 107.7 BT. Ada kemungkinan pembelinya adalah perusahaan satelit SES dari Luxembourgh yang memiliki izin cakupan pita Ku yang terganggu tersebut.

Berikut ini adalah informasi mutakhir tentang lelang penjualan Satelit Protostar yang berlangsung di luar negeri:
------------------------------- 0 -------------------------------

The 14 October 2009 auction-date of ProtoStar 1 became the deadline for bidders to express preliminary interest. At press time, bids were due 23 October, with the auction rescheduled for 29 October.Industry sources say interest has been such that the ProtoStar 1 satellite could sell for at least double its original estimated price, and the auction of ProtoStar 2 could also be delayed.

Auction was organized after Bermuda-based ProtoStar filed for Chapter 11 bankruptcy in July 2009. July 2008-launched ProtoStar 1 is generating no revenue from its slot at 98.35ºE after encountering regulatory and frequency-coordination issues.

On 1 October 2009 ProtoStar told the bankruptcy court that the ProtoStar 2 (operating from 107.7ºE) S-band payload, with anchor customer Indovision, had generated $3.5 million in revenue since it became operational on June 17. But its Ku-band payload has had trouble coordinating its planned broadcast frequencies with satellites in the region, notably with SES of Luxembourg, leaving SES tipped to win the ProtoStar 2 auction.

Separately SES World Skies, the combination of the former SES New Skies and SES Americom, announced that its NSS-12 satellite had safely arrived at the European spaceport in Kourou, French Guiana. The NSS-12 spacecraft, manufactured by Space Systems/Loral, was being readied for launch onboard an Ariane 5 booster, scheduled for lift-off on 29 October, 2009. NSS-12, replacing NSS-703 at 57ºE, will deliver DTH power and performance through four regional Ku-band spot beams over the Middle East and Europe, Central and South Asia and, for the first time, East Africa.

Asian satellite operators contacted about the ProtoStar auction were unable to comment, but press reports speculate on Thaicom’s interest in ProtoStar 1. This follows Thaicom’s proposal of a procurement option to Thailand’s Information and Communications Technology Ministry – which in turn has asked the Office of the Attorney-General to consider whether Thaicom’s new option is permissible. The previous plan was to lease transponder service from a foreign satellite to provide a broadcasting service after the lifespans of Thaicom 1 and 2 expire.

Hong Kong-based AsiaSat, arguably the operator most directly affected by ProtoStar 1, just announced that TDM Satellite Channel, Macau, a new satellite television channel from TDM – Teledifusão de Macau, S.A. began free to air broadcasting on the newly launched AsiaSat 5. During the next few months’ testing of service, TDM Satellite Channel, Macau will provide daily scheduled news bulletin in Cantonese, Mandarin, Portuguese and English languages, and a wide range of current affairs programming on Macau’s latest development.

“We welcome TDM on board our brand new satellite AsiaSat 5 adding more value to AsiaSat 5’s diverse channel neighbourhood. AsiaSat 5 has inherited AsiaSat 2’s access power. We shall continue to build the accessibility by bringing high quality programming to this platform,” said Peter Jackson, chief executive officer of AsiaSat. AsiaSat 5 is a Space Systems/Loral’s 1300 satellite launched in August 2009 to replace AsiaSat 2 at the orbital location of 100.5ºE. AsiaSat 5 carries 26 C-band and 14 Ku-band transponders, and has a design life of 15 years.

AsiaSat’s fleet, comprises AsiaSat 3S at 105.5ºE, AsiaSat 4 at 122ºE and AsiaSat 5 at 100.5ºE.Meanwhile MEASAT Satellite Systems Sdn. Bhd. announced that UTV Entertainment Television Limited had signed an agreement for capacity on MEASAT-3a for the carriage of flagship Hindi movie channel UTV Movies. UTV Movies is distributed by UTV Global Broadcasting Limited, the broadcasting arm of UTV. The channel is the only Hindi movie channel originating from a motion picture studio, boasting an enviable library of blockbusters. “UTV adds much spice to the growing bouquet of channels at our prime video neighbourhood of 91.5ºE,” said Terry Bleakley, vice president, commercial operations, MEASAT. “With an expansive footprint, MEASAT-3a is able to distribute UTV Movies across 110 countries aiding UTV Global Broadcasting mission to expand internationally”.

Operating four communications satellites, the MEASAT fleet is able to provide satellite capacity to over 145 countries across Asia Pacific, Middle East, Africa, Europe and Australia. With the newly launched MEASAT-3a satellite located at the Company’s key orbital slot at 91.5ºE, the MEASAT fleet has a total of 100 transponders across four satellites.

And Asia Broadcast Satellite (ABS) together with GT Satellite Systems S.A. (GTSS), announced that they have signed a long term, multiple transponder deal to provide GTSS with expansion capacity on the new ABS-2 satellite scheduled to be launched in 2012. As part of the multi-year contract, GTSS will significantly expand its existing capacity on ABS-1 by leasing multiple Ku-band transponders on the ABS-2 Russia/CIS Beam for further expansion of its TV distribution services from the most popular CATV channels location in Russia, and its newly launched Raduga TV DTH platform. ABS-2 will be co-located with ABS-1 at 75ºE Longitude, with nearly 14 KW of payload power and up to 78 active C-band, Ku-band and Ka-band transponders across eight different beams. It is designed for 15 years of operational life. The ABS-2 spacecraft will be manufactured by Space Systems/Loral and launched with Arianespace.

Label:

Satelit Protostar-I dibeli oleh INTELSAT dan dinamai kembali sebagai INTELSAT-25

Organisasi Satelit Internasional INTELSAT telah memenankan lelang penjualan Satelit Protostar-I dimana pemilik lamanya, ProtoStar Ltd telah dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan Amerika Serikat. Harga pembelian secara tunai yang disetujui adalah US$ 210 juta, yang akan diselesaikan dalam waktu 30-hari mendatang, setelah disetujui oleh Pengadilan AS di Delaware.

Perusahaan ProtoStar Ltd dibentuk pada tahun 2005 di Bermuda, Kepulauan Bahama. Satelit Protostar-I diluncurkan pada bulan Juli 2008 dan masih memiliki umur selama 16-tahun dan dikhususkan untuk layanan pemancaran Siaran TV langsung ke Rumah (Direct-to-Home, DTH) untuk wilayah Asia.

Satelit milik ProtoStar Ltd lainnya, yaitu Protostar-II yang diluncurkan pada bulan Juli 2009 yang lalu, dimana rencananya akan dipakai untuk Siaran TV ke Rumah di wilayah Indonesia oleh INDOVISION pada pita 2,5 GHz, masih belum ada kepastian pembelinya. Satelit itu juga memiliki pemancar pada pita Ku (11/14 GHz) yang cakupannya mengganggu pita frekwensi yang sama di wilayah Eropa.

------------------------ 0 -------------------------

Oct 30 (Reuters) - Fixed satellite services provider Intelsat Ltd said it was selected as the successful bidder at a bankruptcy auction for the ProtoStar 1 satellite with an all cash offer of $210 million.

Intelsat said the deal, which is subject to certain regulatory and bankruptcy court approvals, is expected to close within the next 30 days.

Bermuda-based ProtoStar Ltd filed for bankruptcy protection along with its five affiliates in July and said it was looking to sell its satellites through a court-supervised auction.

ProtoStar was formed in 2005 to launch and operate high-power geostationary satellites to lease capacity to Asian direct-to-home (DTH) satellite television and broadband service providers.

Upon conclusion of the deal, ProtoStar 1, built by Space Systems Loral, will be re-named Intelsat 25. Launched in July 2008, the satellite is expected to have a 16-year life span.

The case is In re: ProtoStar Satellite Systems Inc, U.S. Bankruptcy Court, District of Delaware (Delaware), No.09-12658. (Reporting by Santosh Nadgir in Bangalore; Editing by Gopakumar Warrier)

Label: ,

Selasa, 03 November 2009
Tender Internet Pedesaan Desa Pinter dan Manfaat Open Source Software
JAKARTA: Enam dari 25 penyelenggara jasa Internet (PJI) dinyatakan tidak lolos prakualifikasi proyek Internet perdesaan Desa Pinter.

"Mereka tidak lulus seleksi dokumen," ujar Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi Depkominfo, kepada Bisnis kemarin.

Keenam perusahaan itu adalah PT Cyber Network Indonesia (Mitra), PT Inet Global Indo, PT Nettocyber Indonesia, PT Sejahtera Globalindo, PT Total Info Kharisma, dan PT Core Mediatech.

Gatoto menambahkan ada tiga perusahaan yang dikurangi jumlah paket incarannya karena tidak lulus di paket wilayah tertentu.

"Seperti PT Indointernet yang semula berencana menawar di semua paket berkurang menjadi enam paket saja," katanya.

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) melalui Balai Telekomunikasi dan Informatika Perdesaan (BTIP) Ditjen Postel membagi pengerjaan proyek Desa Pinter dari dana Universal Service Obligation (USO) menjadi 11 paket pekerjaan.

Ada tiga paket favorit peserta, yaitu paket 4 Jawa Barat dan Banten dengan pagu anggaran tahun pertama Rp41,5 miliar, paket 5 Jawa Tengan dan Yogyakarta dengan pagu senilai Rp35,6 miliar, serta paket 7 Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan pagu senilai Rp27,9 miliar.

Sebanyak enam perusahaan dinyatakan tidak lulus mengikuti paket 4, sementara empat perusahaan tidak lulus prakualifikasi di paket 5 dan paket 7.

PT Telkomsel dan PT Indonesia Comnet Plus, yang mendaftarkan diri juga sebagai calon peserta, diketahui telah memenangi hak kontrak sebagai penyedia program USO untuk akses telekomunikasi bagi 31.824 desa atau disebut Desa Berdering. Kedua perusahaan tersebut dinyatakan lulus prakualifikasi di seluruh paket.

Penggunaan Software Sumber Terbuka (Open Source)

Terkait dengan spesifikasi terminal komputer pada proyek Desa Pinter, Depkominfo tidak mewajibkan para pemenang tender untuk menggunakan peranti komputer dengan kandungan konten lokal dan berbasis sistem operasi open source.

Gatot menjelaskan dalam aturan mengenai tender menggunakan dana universal service obligation (USO) yang ditetapkan tidak ada kewajiban tersebut, pengadaan perangkat operasional bergantung pada pemenang tender di setiap paket.

"Kami mewajibkan pemenang menyediakan komputer lengkap minimal satu unit di setiap desa ibu kota kecamatan, tetapi dari siapa vendor dan bagaimana sistem pengadaannya diserahkan kepada pemenang tender," ujarnya.

Dia menjelaskan besar kemungkinan merek komputer maupun peranti lunak yang ada di dalamnya setiap paket berbeda. Selain itu, para pemenang juga bisa mengadakan peralatan tersebut menggunakan sistem tender atau penunjukan langsung.

Hal ini sedikit bertentangan dengan pernyataan Menkominfo Tifatul Sembiring dalam acara Global Conference Open Source (GCOS) di Jakarta pekan lalu yang berjanji mendorong penggunaan open source di masyarakat. (fita.indah@bisnis.co.id)

Namun dari hasil pembicaraan kami dengan Bapak Santoso Serad, Kepala BTIP Ditjen POSTEL, dijelaskan oleh beliau bahwa untuk pengadaan haedware Komputer diperlukan jaminan dari fabrikan/vendor serta jaminan pemeliharaan selama 4-tahun, sedangkan untuk pengadaan Perangkat Lunak, maka diperlukan Perangkat Lunak yang LEGAL dan support dari Distributor Software serta jaminan pemeliharaan selama 4-tahun.

Menurut pemahaman kami, maka tiap Peserta Tender diperbolehkan untuk menggunakan Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source) sebab perangkat lunak jenis ini sudah dikenal sebagai Perangkat Lunak LEGAL berlisensi GPL (General Public License). Distributor atau Distro Perangkat Lunak Sumber Terbuka sudah banyak terdapat di Indonesia yang dibuat oleh anak-anak Bangsa, seperti IGOS Nusantara yang berbasis Distro Fedora dan dikemas kembali oleh Tim Kemetrian Negara RISTEK, Distro turunan dari Ubuntu yang dikemas oleh para ahli software Indonesia dengan merek Blankon dan Ki Hajar, Distro turunan dari Mandriva dengan merek PC Linux OS dan PC Linux OS-3D (tampilan Desktop 3 Dimensi) yang berbahasa Indonesia dan dijamin BEBAS VIRUS!

Kesimpulannya, para Peserta Tender Internet Pedesaan Desa Pinter akan mendapatkan keunggulan kompetitif bilamana mereka memakai Distro Open Source buatan anak-anak Bangsa tersebut diatas karena mendapat support penuh dan dukungan pemeliharaan yang tak terbatas waktunya, sebab mereka semuanya berdomisil di Indonesia. Keuntungan lainnya adalah terbebas dari gangguan Virus yang biasa menyebar di Sistem Operasi Microsoft Windows, berbahasa Indonesia, tampilan Desktop yang bisa 3 Dimensi (bila dikehendaki), biaya yang kompetitif serta yang lebih penting lagi adalah tidak adanya DEVISA Nasional yang bocor ke Luar Negeri.

Kami harapkan pihat Depkominfo/Ditjen Postel/BTIP bersedia untuk mendukung kesimpulan kami tersebut diatas, sehingga para peserta Tender Internet Pedesaan Desa Pinter mendapat kepastian hukum untuk mengajukan proposal dengan menggunaan Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source).

Silahkan ditanggapi dan semoga bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan Negara.

Label: ,