var _gaq = _gaq || []; _gaq.push(['_setAccount', 'UA-5966951-12']); _gaq.push(['_trackPageview']); (function() { var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true; ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://ssl' : 'http://www') + '.google-analytics.com/ga.js'; var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s); })();



HOME

Selamat Datang

Kamis, 10 Februari 2011
Bisnis Indonesia: Operator WiMAX diindikasikan boleh pakai Standar WiMAX 802.16e
Setelah berjuang lebih dari 1-tahun, para Operator WiMAX yang memenangkan Tender Broadband Wireless Access (BWA) pada akhir tahun 2009 diindikasikan akan diizinkan oleh Pemerintah R.I. untuk memakai teknologi WiMAX 16e. Informasi ini diberikan oleh Plt. Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Muhammad Budi Setiawan kepada Koran Bisnis Indonesia Kamis, 10 Februari 2011, dengan memberikan satu opsi kepada para Pemenang Tender BWA itu, yaitu mereka diharuskan membayar kelebihan harga (price taking) dari hasil Tender sisa pita 2,3 GHZ yang akan segera digelar.

Pembahasan soal mekanisme untuk memberikan kelonggaran teknologi WiMAX 16e ini berlangsung cukup alot, tarik menarik antara Pemerintah dan operator terkait penyelengaraan pada pita frekwensi 2,3 GHz.

Presiden Direktur PT Indosat Mega Media Indar Atmanto mengatakan pihaknya akan mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Head of Corporate Communication PT TELKOM Eddy Kurnia mengatakan perseroannya masih konsisten dengan hasil tender 16d sehingga belum mengambil sikap perubahan posisi apapun meski Pemerintah akan mengizinkan penggunaan teknologi 16e.

Sementara itu, Sylvia Sumarlin, CEO Xirca - perusahaan pembuat chipset WiMAX - mengatakan terdapat perbedaan perangkat antara WiMAX 16d dan 16e. "Vendor chipset WiMAX tidak lagi memproduksi perangkat dengan spesifikasi WiMAX 16d (fixed service)." ujarnya.

Dia menambahkan bahwa penggunaan perangkat WiMAX 16d diperkirakan tidak akan bertahan lama dan akan beralih ke 16e. "Perangkat 16d umurnya tidak panjang dan tidak compatible dengan perangkat 16e".

Bagi Pemerintah, penggunaan perangkat WiMAX 16d untuk mendorong produk lokal atau tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Namun menurut Sylvia, industri dalam negeri hanya mampu memenuhi sekitar 30% bahan untuk perangkat WiMAX 16d, sedangkan yang 70% lainnya masih harus diimpor.

Oleh karena itu, beberapa perusahaan pengembang chipset mendesak pemerintah untuk mengubah standar penggunaan chipset dengan menggunakan teknologi 16e.

Menurut data MASTEL, pada tahun 2009 terdapat 8 manufaktur pembuat chipset dan piranti 16e. Sebagaian industri lokal memilih mengembangkan WiMAX 16e dengan klaim untuk mengantisipasi perubahan teknologi yang begitu pesat.

Beberapa waktu yang lalu, Sammy Pangerapan, Dirut Jasnita Telekomindo - salah satu operator pemenang tender WiMAX 16d - menegaskan perusahaannya tidak mau menggunakan teknologi 16d, karena vendor 16d tidak bisa menunjukkan rodmap dari barang yang akan dibeli.

Sebelumnya, Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono mengungkapkan lima pemenang tender BWA 2,3 GHz tidak segera menggelar layanan secara komersial karena pemasok teknologi WiMAX yang ditentuka oleh Pemerintah tidak tersedia dan tidak memenuhi skala ekonomis, sehingga operator akan rugi jika memaksakan penggelaran layanan.

Silahkan ditanggapi dan semoga bermanfaat.

Label: , ,

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home