var _gaq = _gaq || []; _gaq.push(['_setAccount', 'UA-5966951-12']); _gaq.push(['_trackPageview']); (function() { var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true; ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://ssl' : 'http://www') + '.google-analytics.com/ga.js'; var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s); })();



HOME

Selamat Datang

Minggu, 23 Januari 2011
Tantangan bagi Bangsa Indonesia: Menciptakan Sistem Komunikasi dan Ponsel BlackBerry-like
Ribut-ribut soal layanan BlackBerry di Indonesia masih saja berlangsung. RIM/BB telah menyetujui permintaan Menkominfo dan telah memasang Filter Pornografi pada sistemnya, namun untuk pemasangan Server BB di Indonesia, RIM menyatakan masih menimbang-nimbang apakah akan memasang Regional Server BB di Indonesia atau negara lain yang lebih sesuai dari berbagai pertimbangan teknis, operasional dan efisiensi ekonomi.

RIM akhirnya memutuskan untuk menggunakan Filter Nawala made in Indonesia yang merupakan sebuah proyek Open Source. Namun diantara kawan-kawan dari kelompok Keamanan Informasi Indonesia, ada yang mengingatkan kita kalau dengan penambahan filter ini maka sistem komunkasi BlackBerry itu menjadi lebih mudah terganggu, sebab Nawala dimasa lalu pernah di-hacked oleh hacker.

Dari berbagai media, diperoleh informasi bahwa penghasilan bersih RIM, setelah dipotong pajak dan biaya layanan Aplikasi BlackBerry melalui para Operator Seluler mitra kerjanya di Indonesia, dan hasil penjualan Ponsel BlackBerry yang telah dipotong Bea Masuk dan Ppn melalui agen-agen penjualnya di Indonesia adalah sebesar Rp 2,3 Trilyun per tahun. Bagi banyak pihak, angka ini adalah sebuah angka yang besar dan menggiurkan.

Layanan Aplikasi BlackBerry di Indonesia memang saat ini merupakan sebuah layanan "Killer Aplication" yang jauh lebih menarik dan bermanfaat dari pada layanan ponsel-ponsel canggih lainnya seperti iPhone, Android, Symbian, Windows Mobile, dan Nexian Berry pada situasi dan kondisi layanan telekomunikasi di Indonesia yang dikatakan sudah pada tahap layanan berkecepatan tinggi 3G, namun pada kenyataannya masih ada pada kecepatan EDGE, GPRS atau lebih rendah lagi. Ini adalah berkat teknologi kompresi dan enkripsi canggih dari sistem BlackBerry yang dapat memberikan keunggulan bersaing dalam situasi dan kondisi pertelekomunikasian Indonesia saat ini.

Yang sangat menarik, layanan Aplikasi BlackBerry di Amerika Serikat dan Eropa bukanlah layanan yang paling banyak digemari masyarakat. BlackBerry hanya menduduki posisi market share yang rendah, yaitu nomor 3 atau nomor 4 dibawah layanan iPhone, Android dan Symbian. Mengapa bisa demikian? Ini karena di AS dan Eropa, yang dinamakan 3G dan sebentar lagi 4G adalah memang benar-benar 3G, bukan sekadar namanya, tetapi juga kecepatan transmisinya yang memang supercepat untuk memberikan kenyamana berselancar melalui ponsel canggih mereka.

Sebaliknya, iPhone, Android, Symbian kalau dipakai di Indonesia terlihat lelet dan menjengkelkan, sehingga BlackBerry menjadi solusi yang lebih menarik.

Di Indonesia, mulai dari para Menteri KIB-II, Pejabat-pejabat eselon I, II, II dan IV, Komisaris, Direksi dan Staff BUMN dan Swasta, para anak-anak sekolah SD, SMP, SMA, Mahasiswa dan para Dosen, banyak sekali yang menggunakan ponsel canggih BlackBerry, karena kenyamanannya, user-friendly-nya, sebagai status symbol dan efektif untuk kerja perkantoran/bisnis serius.

Jadi keunggulan BlackBerry di negara-negara berkembang seperti Indonesia, India, UA dan Saudi Arabia adalah utamanya karena situasi dan kondisi pertelekomunikasian di negara-negara itu yang membuatnya unggul dibandingkan dengan ponsel-ponsel canggih lainnya.

Ponsel-ponsel canggih lainnya juga sudah menerapkan sistem Push Mail, Kompresi Data dan Enkripsi Data seperti halnya Blackberry, namun mengapa mereka kalah bersaing?

Sebabnya:
  1. Karena Sistem BlackBerry mampu tetap berjalan baik dalam situasi dan kondisi layanan telekomunikasi yang buruk, dimana yang lainnya tidak mampu.
  2. RIM/BlackBerry telah menciptakan Ecosystem yang mendukung, dimulai dari Brand Name yang bagus, Marketing Product yang bagus, produksi dan penjualan Ponsel BB yang terkoordinasi dari Kanada, Pendaftaran Pelanggan yang terkendali, dan ponsel yang cukup canggih dan banyak manfaatnya.
Jadi sebenarnya tidaklah terlalu sulit untuk menciptakan tandingan layanan BlackBerry di Indonesia dengan memproduksi BlackBerry-like ponsel made in Indonesia dengan bekerjasama dengan Samsung, Nokia, Motorola, HTC, TiPhone, Nexian Berry, dan IMO, dimana secara teknologi ponsel-ponsel itu dibuat dapat bekerja baik dalam kondisi layanan telekomunikasi yang kurang mendukung, dan diciptakannya Ecosystem yang tepat seperti diuraikan diatas. Sistem tersebut diatas sudah ada yang menerapkan Push Mail, kompresi dan enkripsi seperti halnya Blackberry, mungkin melaui komponen-nya seperti menggunakan browser Opera Mini.

Jadi ini adalah sebuah tantangan yang menarik bagi bangas Indonesai, kalau mau dapat untung besar dengan kerja yang ringan seperti RIM/BlackBerry Indonesia, sebab dibantu para Operator Seluler Indonesia.

Siapa berani??? atau Siapa takut???

Silahkan ditanggapi, disanggah atau didukung, demi kemajuan bangsa dan negara.

Label: ,

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home