var _gaq = _gaq || []; _gaq.push(['_setAccount', 'UA-5966951-12']); _gaq.push(['_trackPageview']); (function() { var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true; ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://ssl' : 'http://www') + '.google-analytics.com/ga.js'; var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s); })();



HOME

Selamat Datang

Minggu, 24 Oktober 2010
Apakah 1G, 2G, 3G dan 4G? WiMAX 16e dan LTE adalah Teknologi 4G. Pentingnya sebuah Roadmap.

Kesimpulan dari ratusan diskusi di ABI Research, sebuah perusahaan Market Research Intelligence​ di AS akhirnya menyimpulkan bahwa WiMAX 16e dan LTE merupakah Teknologi 4G, dan ITU sudah menetapkan 4G itu sebagai Standar untuk International Mobile Telecommunications 2000 Advanced (IMT-2000 Advanced). Sedangkan 3G termasuk IMT-2000. Penyebutan 1G, 2G, 3G dan 4G sebenarnya adalah istilah yang dipakai dalam kerangka pemasaran kelompok produk-produk teknologi untuk layanan jasa Mobile Wireless, namun istilah-istilah itu juga didasarkan atas jenis-jenis Antarmuka Udara (Air Interface) untuk menghubungkan HP dengan pemancar BTS sebagai berikut:

  • 1G - memakai interface Analog, Frequency Division
  • 2G - memakai interface Digital, Frequency Division dan Time Division (TDMA)
  • 3G - memakai interface Frequency Division dan Code Division (CDMA)
  • 4G - memakai interface Orthogonal Frequency Division (OFDM/OFDMA)
AMPS (Advanced Mobile Phone Service) adalah teknologi mobile telephon generasi pertama (1G) yang masih menggunakan system analog FDMA (Freqwency Division Multiple Access). AMPS beroperasi pada frekwensi 800 MHz, 821 – 849 MHz untuk base station receiving dan 869 – 894 MHZ untuk base station transmitting. Karena memakai interface analog, maka kapasitasnya sangat terbatas. Sistem ini mulai beroperasi pada tahun 1981.

Generasi 1G lainnya adalah The Nordic Mobile Telephone (NMT) system dikembangkan oleh the telecommunications administrations of Sweden, Norwegia , Finlandia, dan Denmark untuk menciptakan compatible mobile telephone system di negara Nordic. Yang pertama adalah NMT 450 cellular system tersedia di tahun 1981.

Kedua sistem 1G tersebut diatas dipakai di Indonesia sejak akhir tahun 1980-an.

Untuk sistem 2G, GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar.

GSM beroperasi pada pita frekwensi 1800 MHZ. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Untuk generasi 2G ini juga dikembangkan sistem seluler CDMA dengan spesifikasi Interim Standard-95 (IS-95), dimana produknya yang terkenal di AS bernama cdmaONE.

Standar 2G CDMA tersebut diatas kemudian berkembang ke 3G yang di Indonesia dikenal dikenal dengan nama CDMA 2000 1X (1-carrier). Roadmap produk CDMA ini di 3G adalah CDMA 2000 1X EVDO Release 0 dan Rev A. Kemudian standar ini berkembang ke Generasi 4G, yaitu CDMA 2000 1X EVDO Rev B dan EVDO Multicarrier, dan akhirnya ke DO Advanced atau 1X Advanced, yang kompatibel dengan LTE Advanced, dimana kecepatan transmisinya makin tinggi, sedangkan latency-nya (delay-time) makin mengecil untuk menghasilkan kapasitas jumlah pelanggan yang makin besar.

Roadmap untuk generasi 2G GSM adalah GPRS (2.5G), EDGE (3G), HSDPA (3.5G), HSPA+ (3.9G) dan akhirnya ke LTE (4G).

Untuk kelompok produk WiMAX 16e yang sudah termasuk kedalam Generasi 4G, Roadmapnya adalah WiMAX 16m (=WiMAX 2) dan kemudian ke LTE Advanced.

Untuk produk WiMAX 16d yang awalnya dikembangkan oleh WiMAX Forum, telah diputuskan bahwa produk ini dihentikan pengembangannya sampai disini saja pada tahun 2005, dan digantikan oleh WiMAX 16e yang tidak backward compatible dengan WiMAX 16d. Ini artinya WiMAX 16d sudah tidak punya Roadmap masa depan.

Roadmap Teknologi dan Layanan sebuah produk adalah sangat penting dalam bisnis telekomunikasi seluler masa kini, sebab dengan adanya Roadmap ini para pelangan djiamin oleh Operator/Vendor bahwa HP atau produk yang telah dibeli masih akan dapat dipakai untuk jangka panjang, walaupun Operator berpindah ke Generasi berikutnya. Contoh nyata adalah produk2 Generasi 2G tersebut diatas masih tetap dapat dioperasikan, walapun Operator sudah meningkatkan teknologinya ke 3G dan nantinya ke 4G (LTE).


Adalah sebuah keanehan bilamana suatu negara menetapkan pengembangan sebuah Industri jangka panjang, tanpa menetapkan Roadmap Teknologi dan Layannya, dan tanpa ada Business Plan yang Comprehensive yang menjabarkan analisis pilihan teknologi, finansial dan bisnis masa depannya.

Kita perlu belajar dari pengalaman negara maju Korea yang mengembangkan industri WiMAX WiBro DN-nya, yang awalnya berbeda dengan standar internasional, namun akhirnya terpaksa menyesuaikannya dengan standar Internasional WiMAX Forum WiMAX 16e, agar memiliki Roadmap yang sudah baku untuk dapat menjual produknya di pasar LN.

Jadi kalau Indonesia mau mengembangkan Industri DN WiMAX, maka yang paling tepat adalah memulainya dengan produk WiMAX 16e, bukan 16d.

Ada yang mengatakan bahwa kita kembangkan LTE saja. Ini langkah keliru, karena LTE itu adalah produk Proprietary, sudah di-paten-kan, jadi harus beli lesensinya. Sedangkan WiMAX bukan produk proprietary, jadi lebih fisibel untuk industri DN, karena tidak harus bayar lisensi dan royalty.

Lagipula sudah ada manufaktur Chipset WiMAX 16e yang di-disain vendor nasional, yaitu XIRCA di Bandung, dan yang telah meng-export produk itu ke mancanegara.

Semoga informasi ini menjadi masukan buat para Pengambil Kebijakan Industri DN Indonesia, dan bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai.

Label: , ,

Rabu, 20 Oktober 2010
Plenipot ITU Mexico 2010: Pelanggan Mobile mencapai 90% Penduduk Dunia. Quo Vadis Broadband Indonesia?

Jaringan mobile kini mencakup lebih dari 90% dari populasi dunia, dengan pelanggan terdaftar mencapai 5,3 milyar pada akhir tahun 2010, menurut ITU.

Jumlah pengguna 3G telah berkembang menjadi 940 juta tahun ini, dengan 143 negara kini menawarkan layanan 3G komersial, menurut ITU.

Volume SMS telah meningkat tiga kali lipat selama tiga tahun terakhir untuk mencapai 6,1 triliun pada tahun 2010 - setara dengan hampir 200.000 SMS dikirim setiap detik.

Sekitar 3,8 miliar pelanggan mobile di dunia akan berasal dari negara-negara berkembang pada akhir tahun ini, menurut direktur telekomunikasi ITU Sami Al Basheer.

"Penetrasi ponsel di negara-negara berkembang saat ini adalah 68% - lebih tinggi daripada teknologi lainnya sebelumnya," katanya.

Pasar Asia yang menghasilkan jumlah terbesar pelanggan ditambah dengan China dan India diperkirakan akan menambah lagi 300 juta pelanggan tahun ini saja.

Keberhasilan layanan Mobile di negara-negara berkembang telah menurunkan ARPU-nya, menurut ITU.

Sebaliknya, tarif fixed-broadband tetap mahal, dengan layanan entry-level rata-rata biaya-nya $ 190 per bulan di negara-negara berkembang dibandingkan dengan hanya $ 28 di negara maju.

Akibatnya, penetrasi fixed-broadband tetap di hanya 8% secara global. Di pasar negara-negara berkembang ada 4,4 langganan per 100 orang, dibandingkan dengan 24,6 di negara-negara maju.

Jumlah pengguna internet meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, dan menuju ke jumlah pelanggan 2 milyar pada akhir tahun 2010. Pada saat ini 71% dari penduduk negara maju dan 21% dari negara-negara berkembang akan online.

APAC memiliki pengguna internet 21,9 per 100 penduduk, dibandingkan dengan 65 di Eropa, 55 di Amerika dan 9,6 di Afrika.

Sekjen ITU Hamadoun Touré mengatakan broadband adalah alat yang paling penting dalam upaya untuk memenuhi Millenium Development Goals pada tahun 2015.

"Broadband adalah titik kritis berikutnya, yang merupakan transformasi teknologi berikutnya," katanya. "Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan dan produktivitas, dan mendukung daya saing ekonomi jangka panjang."

Quo Vadis Layanan Broadband Indonesia?

Label: , ,